Rabu, 25 Januari 2012

Menilik secuil kehidupan liar di sekitar kita.....sungai




Menyusuri sungai ternyata bisa menjadi rekreasi yang megasyikkan. Selain bisa menikmati aliran air yang jernih, ketika menyusuri sungai tidak jarang bertemu dengan hewan-hewan liar seperti burung, ikan, katak, ular yang sedang melintas.

Minggu pagi,  hari liburku diisi dengan jalan-jalan menelusuri sungai di kampungku Dukun. Sungai itu bernama Keji, letaknya sekitar 5 km dari Muntilan ke arah timur, menuju Gunung Merapi.  Ya sungai itu memang berhulu di sana
Tepat pukul 08,00  dengan membawa binokuler dan sebuah kamera digital, penelusuran sungaipun dimulai. Dari bendungan  yang menjadi tempat mancing favorit dulu.                                                  
Diantara suara gemercik air terdengar suara “ciit...cit.,,, ciit...cit, seekor  burung terbang cepat dan hinggap di pohon persis 1,5 meter di atasku.  Itu dia Alcedo mninting, si raja udang meninting, kepalanya bergerak naik turun seperti sedang celegukan. Tenyata baru menelan mangsa ikan yang disambarnya dari sungai. “Wah  jarang-jarang bisa sedekat ini”. Ia seperti tak merasa takut hingga sempat terpotret beberapa kali.

Tak puas dengan hasil jepret amatiran, penelusuran dilanjutkan menuju   ke arah hulu. Melewati bebatuan, kucoba sebisa mungkin barjalan  tanpa menyentuh air. Tapi ini tidak berlangsung lama karena  ada obyek menarik di dinding seberang, dan  terpaksa harus mencebur  ke air setinggi perut untuk bisa mendapatkan gambar. Seekor kelabang besar seukuran penggaris mika 30 cm merayap di diantara aliran air yang mengalir di dinding tebing. Tapi sayang aku memotret tanpa pembanding.
Dengan badan basah kuyup, kamera dan binokuler kuamankan di dalam plastik.  





Penelusuran berjalan begitu lambat karena sekali-kali, pandangan terpaku pada  keadaan sekeliling. Pemandangan sungai jadi lebih sangar dengan banyak pohon-pohon berperawakan kekar seperti beringin, bendo, Gondang, Ipik, Bibisan,maupun Rempelas  ditemukan di pinggir sungai. sungai. Memang beragam Ficus mendominasi pepohonan sepanjang sungai ini. Jenis lain yang sering ditemui adalah gayam, dadap, bambu, aren, keluwih, dan kaliandra. Tanaman  herba dan semak terdiri paku-pakuan seperti Heterogonium, Selaginella, Pteris sp, , keluarga aracea Colocasia sp, Homalomena sp, Schysmatoglottis sp, juga anggrek tanah Spatoglottis sp.

 Seekor cekakak jawa Halcyon cyanoventris bertengger di pohon kaliandra yang batangnya menjorok ke badan sungai.
 Anak burung pelanduk semak, Malacocincla sepiarium yang baru saja baru belajar terbang , suaranya agak lain ‘krek-krek’. Suara  alarm ketika merasa terganggu. Ini berarti harus menjauh melanjutkan penelusuran.
Sekitar sepuluh meter berjalan menjauhi pohon kaliandra  terdengar kembali suara cekakak jawa yang kembali ke tempat semula. Dengan merunduk dan sembunyi di belakang batu besar kutunggu apa yang akan dilakukan.  Dari tempat bertenggernya ia terbang menuju sebuah lubang di dinding tebing. Namun ia urung masuk dan terbang mambalik pergi. Lubang itu berada di ketinggian sekitar 2 meter. Ketika lubang dipotret ternyata terdapat 3 anak cekakak jawa

Sarangnya berupa lubang dengan kedalaman sekitar setengah meter. Sarang Cekakak jawa mudah dikenali karena bentuk lubang sarang sangat khas. Lubang  seukuran satu kepalan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar