Klasifikasi
Filum Chordata
Kelas Aves
Ordo Coraciformes
Famili Alcedinidae
Subfamili Halcyoninae
Genus Halcyon
Species Halcyon cyanoventris
Deskripsi
Cekakak jawa, Halcyon cyanoventris adalah burung raja udang endemik Pulau Jawa dan Bali. Burung ini memiliki ciri ukuran 25 cm, paruh besar panjang dan runcing berwarna merah. Tubuh berwarna gelap. Pada burung dewasa Kepala hitam sampai coklat, tenggorikan dan kerah berwarna coklat. Bagian punggung dan perut berwaran biru-ungu. Bulu sayap biru, penutup sayap biru terang. Ujung sayap primer berwarna putih terlihat jelas ketika terbang. Kaki kecil berwarna merah dengan pangkal jari3dan4 menyatu syndactylus. Suara “Crii-rii-rii” seperti tertawa ngakak.
Kebiasaan
Masyarakat jawa (Magelang) menyebut burung ini dengan nama Tengkek buto. Kebiasaannya mengunjungi area pertanian menyebabkan burung ini sangat dikenal. Biasanya burung ini hinggap di kabel listrik, pohon kecil ditengah sawah atau patok yang sengaja ditancap ditengah sawah.Tidak jarang burung ini melintas diatas pemukiman dengan mengeluarkan suara yang cukup keras dan parau. Di sunda burung ini disebut burung “Kakak Gunung” karena burung ini sering ditemukan di lereng– lereng gunung dengan di atas ketinggian 1000 m dpl. Di daerah seperti ini burung cekakak jawa lebih sering mencari makanan berupa serangga dari pada crustacea dan ikan.
Pakan
Burung ini biasa mnegnjung daerah dekat air bersih, bertengger pada ranting kering untuk memangsa crustacea, serangga dan vertebrata kecil.(Mackinnon 2000).Vertebrata kecil seperti ikan dan katak.
Cara berburunya biasanya dengan perching.Ditempat bertengger ia mengintai mangsa terbang atau yang ada di tanah, air. Ketika waktu tepat ia segera menyambar mangsa dan kembali ke pertenggerannya. Ia bukan tipe diver, tapi lebih suka mendarat ketanah dan meloncat mengejar mangsanya.mangsa yang ditangkapnya di ayun hentakkan dengan paruhbya yang runcing hingga mati. Baru kemudian ditelan atau dibawa ke sarangnya.
Sarang
Sarang burung cekakak jawa berada tebing-tebing vertikal seperti sungai atau cerukan dengan membuat lubang di ketinggian sekitar 1,5-3 meter dari dasar tebing. Bentuk sarang berupa lubang dengan kedalaman 40-64 cm. Mulut sarang sangat spesifik dengan bentuk persegi panjang dengan atap melengkung. Ukuran mulut lebar 6-9 cmdan tinggi 9-13 cm. Bagian dasar mulut sarang terdapat sepasang lekukan khas bekas mandaratnya kedua kaki cekakak jawa saat masuk ke dalam sarang. Pada akhiran lubang ini ada sebuah ruangan yang lebih lebar yang muat untuk beberapa ekor burung.
Gambar 1. anakan cekakak Jawa berumur 3 minggu berada dalam sarang .
Perkembangbiakan
Burung cekakak jawa biasa kawin pada bulan februari-sampai September. Ia mampu bertelur sebanyak 4 butir. Telurnya berbentuk bulat, berwarna putih seukuran buah kelengkeng. Anaknya bisa tumbuh dengan cepat. Dalam waktu 3 minggu bulunya sudah penuh dan bulu kapasnya telah hilang. Dalam 1 bulan ia mulai bisa terbang. Pada awal belajar terbang Induknya selalu menjaganya dari kejauhan dan tetap mamberi makan sampai beberapa bulan sampai cukup mampu berburu sendiri.
Perilaku joroknya ketika sedang memelihara anak.
Lihat saja mulut sarangnya yang dipenuhi kotoran dan sisa makanan. Kadang-kadang sampai ditumbuhi larva lalat. Bau busukpun menjadi ciri khas sarangnya Ketika berbiak, induk menjadi lebih sering membawa makanan kedalam sarangnya, baik ketika pengeraman atau masa pemeliharaan anak. Potongan tubuh serangga, kepiting atau tulang belulang katak yang tersisa didalam sarang biasanya akan disapu dari ruangan anak-anaknya tinggal ke arah luar, tapi tetap saja berada di lorong sarang. Seiring pertumbuhan anaknya, tumpukan sisa makanan makin menggunung, dan hampir menutupi lubang, untung masih bisa untuk keluar masuk.
Gambar 2. Induk sedang mengerami telurnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar